Monday, April 10, 2006

RUU APP: masih belum puas..

Nambah lagi ya. Masih berputar terus nih di kepala.

Saya jadi bertanya-tanya… sejauh mana pemerintah bisa menentukan dan mengatur “moralitas” bangsa, hingga ke cara berpakaian kita pribadi. Standar siapa yang dipakai? Soalnya standar berpakaian yang gosipnya bakal diterapkan itu tidak akrab dengan keluarga saya (Apa berarti selama ini bapak ibu saya juga turut memerosotkan moral bangsa? Nakal ya) Soalnya, saya sih gak ngerasa teman-teman saya jadi napsu karena pakaian yang saya pakai.

Yang saya khawatirkan… pembatasan apa lagi yang akan diterapkan kepada kita yang mengatasnamakan penjagaan moralitas bangsa. Sekali lagi, dengan standar siapa? Kenapa sih kita dipagari seperti ini? Padahal semua pakar psikologi keluarga bilang bahwa pemagaran anak terlalu ketat tidak baik. Dan saya belum pernah mendengar negara yang menerapkan peraturan ketat seperti ini bisa lantas meningkatkan 'moral' dan mensejahterakan bangsa.

Pada saat tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat semakin tinggi, kenapa malah menggunakan peraturan otoriter untuk memaksakan suatu norma masyarakat dengan mengatasnamakan kepentingan umum dan kehendak mayoritas? Siapa sih mayoritas itu? Kok kebanyakan orang (yang saya tahu) kayaknya termasuk minoritas?

"salahin" temen saya, dia yang membuat saya jadi berpikir dan berkomentar tentang ini. Dan kalau udah mulai berpikir.. gak bisa berhenti. Let's get the ball rolling .

1 comment:

Eva.M said...

Terima kasih atas semangat dan masukannya. Dalam beberapa hal, kita tampaknya punya sudut pandang yang berbeda. Tidak mengapa. Manusia diciptakan dengan berbeda-beda.

Mari kita fokus kepada hal yang kita sepakati. Menurut saya, semua orang memiliki itikad baik dan arah yang sama: demi kesejahteraan bangsa kita.

Mari kita hargai keragaman yang kita mliki , termasuk dalam hal pandangan, dengan lapang dada dan sikap bijak. Bhinneka Tunggal Ika.

Mari kita kembalikan fokus kita dan arahkan daya upaya kita untuk sama-sama membangun bangsa ini, sebagai satu kesatuan dengan penuh rasa damai dan adil.

Semoga Indonesia dapat melangkah sesuai dengan kehendak dan ridha Tuhan, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.